Martir Kudus Nikephorus dari Antiokhia, Siria [257]

Diperingati oleh Gereja Orthodox pada 22 Februari (Kalender Sipil) / 9 Februari (Kalender Gereja Purba)

Martir Suci Nikephorus tinggal di kota Antiokhia Syria. Di kota ini hidup juga imam Sapricius, yang dengannya Nikephorus sangat akrab, sehingga mereka dianggap sebagai saudara. Satu kali mereka bertengkar karena beberapa pertikaian, dan kasih mereka berubah menjadi permusuhan dan kebencian.

Setelah waktu tertentu, Nikephorus sadar, bertobat dari dosanya dan lebih dari sekali meminta Sapricius, melalui teman-teman yang sama, untuk memaafkannya. Namun, Sapricius tidak ingin memaafkannya. Nikephorus kemudian pergi ke teman lamanya dan dengan sungguh-sungguh meminta maaf, tetapi Sapricius tetap bersikeras tidak mau memaafkan.

Pada saat ini kaisar Valerianus (253-259) dan Gallius (260-268) mulai menganiaya orang-orang Kristen, dan salah satu yang pertama dibawa ke pengadilan adalah imam Sapricius. Dia dengan tegas mengakui dirinya seorang Kristen, menjalani siksaan karena imannya dan dihukum mati dengan cara dipancung dengan pedang. Ketika mereka menggiring Sapricius menuju hukuman mati, Nikephorus dengan air mata memohon pengampunannya dengan berkata, “Wahai martir Kristus, maafkan aku jika aku berdosa terhadapmu dengan cara apa pun.”

Imam Sapricius tetap keras kepala, dan bahkan ketika ia telah mendekati ajal, ia menolak untuk memaafkan rekan Kristennya. Melihat begitu keras hatinya, Tuhan menarik berkat-Nya dari Sapricius, dan tidak akan membiarkan dia menerima mahkota kemartiran. Pada saat terakhir, dia tiba-tiba menjadi takut akan kematian dan setuju untuk mempersembahkan korban kepada berhala. Sia-sia Js. Nikephorus mendesak Sapricius untuk tidak kehilangan ganjarannya karena kemurtadan, karena ia sudah berdiri di ambang Kerajaan surga.

Js. Nikephorus kemudian berkata kepada algojo, “Aku adalah seorang Kristen, dan aku percaya kepada Tuhan Yesus Kristus. Eksekusi aku sebagai ganti Sapricius.” Para algojo melaporkan ini kepada gubernur. Dia memutuskan untuk membebaskan Sapricius, dan memenggal kepala Nikephorus sebagai gantinya. Demikianlah Js. Nikephorus mewarisi Kerajaan sorga dan menerima mahkota kemartiran.

Troparion Irama IV

‘Dalam deritanya, ya Tuhan, MartirMu Nikephorus menerima Mahkota Tanpa Binasa dariMu Allah kami, sebab, dengan memiliki Kuat-KuasaMu, ia meniadakan para penindas dan menghancurkan keangkuhan lemah roh-roh jahat. Oleh permohonannya selamatkanlah jiwa kami’

Kontakion Irama I

‘Terikat oleh Ikatan Kasih, ya Nikephorus, engkau telah nyata menghancurkan kejahatan kebencian, dan telah dipenggal oleh pedang, sebagai seorang Martir Ilahi Sang Juruselamat Yang Menjadi-Daging. Kepadanya mohonkanlah, demi kami yang mengidungkan Peringatanmu yang Mulia’

(oca.org/saints/lives/2001/02/09/100466)

.

.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *